Selamat Datang

Ini merupakan Blog Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Padang
Sumatera Barat

Universitas Andalas

Universitas Andalas

Senin, 01 Februari 2010

Teknologi Perbenihan Kulit Manis/Cassiavera

TEKNOLOGI PERBENIHAN CASSIAVERA (Cinnamomum burmanni)
By :
Romi Praja Satria 07115017

1. Pendahuluan
Tanaman Kulit Manis (Cinnamomum burmanni) adalah tanaman perkebunan yang menghasilkan minyak atsiri sebagai bahan baku pembuat pewangi (farfum), peningkat cita rasa makanan, minuman dan juga sebagai bahan obat-obatan.
Hasil tanaman kulit manis (jumlah produksi, kadar minyak atsiri, aroma dsb) salah satunya ditentukan oleh bibit yang ditanam.
2. Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan Teknologi Perbenihan kulit manis (Cinnamomum burmanni) adalah :
a. Untuk mendapatkan bibit kulit manis yang baik.
b. Menunjang pembangunan perkebunan kulit manis.
c. Proses alih teknologi.
d. Member peluang pada petani untuk menjadi penangkar bibit unggul guna meningkatkan pendapatan.
3. Pelaksanaan Perbenihan
A. Bahan Tanaman
Bahan tanaman (biji) diambil dari pohon Induk (kebun induk) yang baik.
a. Kriteria pohon induk yang baik adalah sbb :
1. Tanaman sehat (bebas dari hama dan penyakit).
2. Umur > 10 tahun.
3. Batang lurus.
4. Akar tunggang panjang.
b. Syarat benih yang baik sbb :
1. Buah sudah masak sempurna (hitam kenguan).
2. Bentuk buah normal dan mengkilat.
3. Bebas dari hama dan penyakit.
B. Perilaku Benih
Buah masak yang baru dipetik diendapkan 1 (satu) hari supaya mengalami farmentasi setelah itu baru dicuci dengan air untuk membuang daging buah dan lendirnya dari biji.
Dengan cara ini diharapkan hasil yang berkecambah sampai 90%, karena biji kayu manis termasuk yang sangat cepat kehilangan daya kecambahnya.
Buah yang sudah dipetik yang belum dibuang daging buahna hanya dapat bertahan ≤ 3 hari dengan meletakkan ditempat yang teduh dan jangan dimasukkan ke dalam karung plastik (sebangsa plastik) karena dapat menurunkan daya tumbuhnya. Sedang buah yang sudah dibuang daging buahnya dapat bertahan ±15 hari kalau disimpan dengan cara dianginkan didalam ruangan yang tidak kena sinar matahari langsung, dijaga benih jangan sampai kering dan jangan terlalu basah. Tebal tumpukan benih tidak lebih 5 cm, setiap 4 jam dibalikkan dengan tangan.
Bila benih telah mulai pecah (gejala kecambah telah ada), benih dapat disemaikan pada persemaian yang telah disiapkan.
C. Pembuatan Persemaian
1. Lahan Pembibitan/Persemaian
Syarat lahan persemaian adalah :
a. Keadaan tanah datar, tidak beresiko banjir.
b. Subur dan gembur
c. Dekat dengan sumber air
d. Tidak jauh dari kebun
e. Aman dari gangguan ternak (dipagar)
2. Pengolahan Tanah
Sebagai media tumbuh bibit/benih, maka tanah harus diolah satu bulan sebelum penyemaian sehingga bibit/benih tumbuhnya baik :
1. Bersihkan lahan dari gulma/rumput.
2. Pencangkulan I dilakukan sedalam 20-30 cm.
3. Pencangkulan II sedalam 20 cm dengan mencampurkan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1, dengan tujuan untuk menambah kesuburan tanah, kemudian dicampur dengan curater (abu dapur, Dithane M-45 atau sebangsa fungisida lainnya) dosis disesuaikan, tujuannya untuk mematikan hama/penyakit yang ada didalam tanah maupun yang datag dariluar (mencegah timbulnya hama/penyakit) pada lokasi persemaian.
4. Pada tanah yang miring dibuat teras.
5. Bersihkan tanah dari sisa akar/tunggul atau sisa tanaman lainnya.
6. Buat bedengan dengan lebar 125 cm dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan, dengan arah utara selatan.
7. Buat jarak antar bedengan 30 cm.
3. Pembuatan Naungan
Naungan bertujuan untuk menghindari dari sinar matahari langsung dan menghindari dari jatuhnya air secara deras (hujan) yang dapat mengganggu pertumbuhan persemaian (menghindari dari resiko kematian tinggi).
Naungan dibuat dari atap kelapa atau alang-alang dengan tinggi 150 cm sebelah timur dan 100 cm sebelah barat dengan tujuan agar sinar matahari pagi lebih banyak masuk.
4. Penyemaian
a. Biji/benih sebelum disemai sebaiknya direndam dulu dengan air dicampur dengan air kelapa 3 : 1 selama 15 menit, guna untuk merangsang perkecambahan dari biji/benih
b. Biji/benih ditanam secara larik dengan jarak 5 cm, sedalam tebal biji.
c. Tutup dengan tanah yang halus atau pupuk kandang sudah tua setebal ½ cm
d. Padatkan secara merata
e. Taburkan abu dapur/bekas bahan bakaran sekam padi sebanyak 0,5 kg/m2 dengan tujuan menghindari dari gorekan semut dan sekaligus menjaga keasaman tanah.
D. Pemeliharaan Persemaian
a. Persemaian dijaga jangan sampai kekeringan dan jangan sampai terlalu basah atau sira 2x sehari dengan interval 2 hari sekali dengan embrat.
b. Kalau ada gejala serangan hama/penyakit dipersemaian segera ditanggulangi.
c. Perlu perbaikan peteduh (naungan)
d. Lakukan penyiangan serta perbaikan saluran pemisah ynag mungkin tertimbun.
e. Diperlukan pula pemupukan bibit agar didapat bibit yang kuat dan subur, seperti pemberian pupuk amophos kira-kira 100 gr/m2, dimulai pada umur 3 bulan dan seterusnya sampai dipidahkan ± 2-3 kali pemupukan (setelah 8-10 bulan dipembibitan)
E. Pemindahan Semaian Ke Poly Bag.
a. Pemindahan bibit dari persemaian ke poly bag dilakukan setelah bibit ± 2 bulan atau sudah berdaun dua helai dengan keadaan daun yang sudah tua (tidak ada daun muda).
b. Waktu pemindahan bibit dari persemaian ke poly bag lakukan secara hati-hati, jangan sampai rusak perakarannya. Usahakan pindahkan dengan tanah yang masih melekat pada akarnya.
c. Bibit sebelum ditanam dalam kantong plastik (poly bag) sebaiknya direndam dulu dalam laruutan autonik (zat perangsang) selama 5 menit, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan akarnya.
d. Beberapa hari setelah pemindahan masih memerlukan atap (naungan) namun dengan pertumbuhan selanjutnya atap dapat diperjarang secara berangsur-angsur setelah bibit berumur 5 bulan. Peneduh dapat dibuang seluruhnya sebulan sebelum dipindahkan (umur 8-10 bulan).
F. Hama di Persemaian
1. Ulat-ulat hitam, berupa larva dari kupu-kupu (Lepidoperta)
a. Ulat-ulat hitam pada bibit yang berumur 3-5 bulan mengakibatkan :
- Merusak batang muda
- Merusak daun
b. Pemberantasannya
Dengan menyemprotkan insektisida disamping membunuh secara langsung ulat-ulat yang ditemukan.
2. Belalang (Valanga Sp dan terida Sp)
a. Belalang mengakibatkan : merusak daun yang masih muda/kecil.
b. Pemberantasannya.
- Sukar diberantas karena mudah lari hanya dilakukan dengan membersihkan persemaian
- Dapat juga dicegah dengan penyemprotan memakai insektisida.
G. Penyakit Pesemaian
Dipersemaian sering terjadi penyakit kanker kayu manis (Phytophtora Cinnamomi Rands).
a. Phytophtora Cinnamomi Rands menyebabkan terjadinya jalur agak mengendap/cekung/tertekan dengan lebar 1-5 cm pada batang yang dimulai dari dalam tanah atau sedikit diatasnya dan kadang-kadang naik sepanjang batang sampai tinggi 10-15 cm dengan tidak teratur.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit ini adalah cuaca buruk, dan banyak terdapat daerah-daerah yang hanya mempunyai periode kering yang pendek.
c. Pemberantasannya.
1. Pertanaman teratur
2. Mencegah kelembaban udara yang tinggi
3. Menghindari luka-luka pada batang dan akar
4. Pada bagian kulit yang terserang dilakukan pengerokan sampai 1-1,5 cm kearah kulit sehat lalu bekas kerokan dilumuri dengan obat seperti TB 192, Cuel Ter atau aspel arang, atau larutan fungisida seperti Dithane M-45 dan lain-lain. Pohon yang terserang sebaikya dipotong, dibongkar serta dibakar agar jangan terjadi penularan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar